0%
logo header
Senin, 26 Agustus 2024 19:16

Black Campaign Serang Andi Sudirman, Guru Besar Unhas : Semakin Kuat Elektabilitas, Semakin Gencar Ditujukan Hoax

Fire
Editor : Fire
Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof Dr Muhammad Hasyim M.Si
Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof Dr Muhammad Hasyim M.Si

IDMEDIA.ID, MAKASSAR – Bakal Calon Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman diserang kampanye negatif (black campaign) dengan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya atau berita bohong (hoax).

Menanggapi hal itu, Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof Dr Muhammad Hasyim M.Si mengaku, bahwa memasuki tahapan Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024, media sosial menjadi sarana efektif dalam menyampaikan informasi. Tidak jarang, figure calon kepala daerah yang terkuat menjadi sasaran informasi yang tidak jelas kebenarannya.

“Semakin kuat elektabilitas suatu calon, misalnya calon Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, maka semakin gencar juga berita hoaks yang ditujukan kepadanya,” ungkap Prof. Muhammad Hasyim, Senin 26 Agustus 2024.

Baca Juga : Andi Sudirman Sulaiman Besuk dan Doakan Kesembuhan Rais Syuriah PWNU Sulsel KH. Baharuddin

Apalagi, lanjut dia, Andi Sudirman Sulaiman memiliki citra positif di masyarakat. Hal itu atas bukti kerja nyata yang telah dilakukan kepada masyarakat Sulawesi Selatan saat masa jabatannya. “Kita tahu, pak Andi Sudirman memiliki citra positif di masyarakat sebagai calon Gubernur Sulsel. Tujuan penyebaran hoaks tidak lain adalah menciptakan citra negatif,” tuturnya.

Prof Muhammad Hasyim mengaku, bahwa media sosial saat ini menjadi sarana efektif untuk tujuan memropomosikan satu calon, tapi bisa juga sebaliknya menjatuhkan calon dengan menyebar berita hoaks. “Kenapa Media sosial menjadi alat kampanyenya, karena lebih dari 50 persen penduduk Indonesia adalah penggguna internet dan media yang paling digunakan untuk mengakses informasi adalah media sosial,” ujar Prof. Muhammad Hasyim.

Tak hanya di Indonesia, di luar negeri seperti di Amerika Serikat dan Prancis, media sosial sudah menjadi alat politik dalam mengkamyekan satu kandidat. “Selain sifat nya real-time, informasi di media sosial cepat menyebar. Yang sangat disayangkan kan adanya black campaign dalam bentuk berita hoax untuk satu calon,” cetusnya.

Baca Juga : Maulid Nabi, Fatmawati Rusdi Ajak Warga Jaga Kedamaian Pilkada Serentak 2024

Meski begitu, Prof. Muhammad Hasyim meyakini, masyarakat saat ini lebih cerdas dalam memilah-milah berita. “Yang mana aktual (benar) dan mana yang hoaks. Itu karena masyarakat Sulsel telah memiliki banyak pengalaman informasi bersifat hoaks khususnya terkait dengan pemilihan umum. Jadi mari kita bijak dan cerdas memilih informasi,” pungkasnya.

Redaksi Idmedia.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi@idmedia.id atau Whatsapp +62 852-9841-2010