IDMEDIA.ID, MAKASSAR – Calon Gubernur Sulsel nomor urut 01, Moh. Ramdhan Pomanto sesumbar mengaku, bahwa Pemkot Makassar memiliki banyak uang.
“Kota Makassar akan selesaikan, banyak uang kok,” kata Danny menjawab pertanyaan Andi Sudirman Sulaiman soal pengerjaan Jembatan Barombong dalam debat Pilgub Sulsel 2024, di Hotel Four Points, Makassar, Senin malam, 28 Oktober 2024.
Menanggapi hal itu, Sekum Gerakan Masyarakat Anti Korupsi Sulsel (Germak Sulsel) Hidayat Akbar mengatakan, bahwa Danny Pomanto dinilai keliru. Kota Makassar diketahui, selalu selalu menyisakan SILPA sangat besar.
Baca Juga : Gelar Pertemuan Akbar, Fatma Wahyudin Tegaskan Kekuatan Sahabat FW untuk Andalan Hati
“Tapi dalam perspektif pemerintahan, SILPA besar itu bukan kelebihan, tapi kekuarangan atau mis-manajemen. Ingat, uang pemerintah itu tidak dikelola seperti mengelola uang pribadi, yang makin banyak disimpan makin bagus. Justru uang pemerintah itu wajib dibelanjakan untuk sebesar-besarnya kebutuhan rakyat,” ungkap Hidayat.
Bahkan 3 tahun terakhir, realisasi belanja daerah di Pemkot Makassar selalu berada di bawah 90 persen. Jika dirunut, tahun 2021 sebesar 56,07 persen, kemudian tahun 2022 75,64 persen, dan tahun 2023 85,65 persen.
Berbanding terbalik dengan Pemprov, tiga tahun terakhir di era Andi Sudirman, realisasi belanja daerah terus berada di angka 90 persen ke atas. Tahun 2021 94,5 persen, tahun 2022 93,7 persen, dan tahun 2023 93,82 persen.
Baca Juga : Lagi, Kelompok Majelis Taklim di Makassar Doakan Fatmawati Terpilih Jadi Wakil Gubernur Sulsel
Mirisnya, realisasi belanja daerah Pemkot Makassar tahun 2021 sebesar 56,07 persen, padahal kala itu masih kondisi Covid-19.
“Coba kalau kita buka data realisasi belanja Pemkot Makassar tahun 2021, itu cuma 56 persen. Hampir bisa dipastikan sebagian besar hanya belanja pegawai. Padahal waktu itu masih covid-19, di mana masyarakat butuh intervensi pemerintah melalui program-programnya,” Tutur Hidayat.
“Makanya realisasi anggaran pemkot Makassar yang selalu di bawah 90% di era pak Danny itu suatu kelemahan. Sebab besarnya belanja pemerintah atau government expenditur itu mempengaruhi langsung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jadi keliru pasangan DIA itu yang merasa bangga dengan banyaknya uang negara yang mereka simpan,” bebernya.