IDMEDIA.ID, MAKASSAR – Wakil Ketua Komisi D DPRD Sulawesi Selatan, Andi Aan Nugraha, menyarankan Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi (DMBK) Sulsel tak memaksakan pengerjaan jalan, jika anggarannya minim.
Hal tersebut disampaikan, Legislator NasDem Sulsel ini, dalam rapat evaluasi Triwulan III Tahun Anggaran 2024, di ruang rapat Komisi D DPRD Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Rabu (11/12/2024).
Baca Juga : Seleksi Direksi PT SCI, Ketua Komisi C DPRD Sulsel Andre Tanta Minta Dibuka untuk Umum
“Kalau memang ndak bisa diperbaiki jangan dipaksakan untuk diperbaiki kalau sedikitji anggarannya, karena kenapa sekarang itu yang jalan itu bagusnya betonisasi kalau memang lahannya atau dasarnya ini lembek,” tutur Aan.
Misalnya kata Legislator NasDem Sulsel ini, Jalan Poros Kabupaten Pinran-Enrekang, tepatnya di Desa Malimpung, Kecamatan Patampanua, Pinrang. Kondisi tanahnya atau landasannya itu jalan lembekki, karena kiri-kanan sawah.
“Jadi ndak bisa kalau bukan betonisasi, makanya kalau nda bisa (dibetonisasi), mendingan pengerasan saja dulu,” tegas Politisi milenial Partai NasDem Sulsel ini.
Baca Juga : Komisi B DPRD Sulsel Akan Kunjungi Kementan RI, Bawa Aspirasi Soal Pupuk Subsidi
“Saya kasih lagi contoh di Jalan Pao Pamulungan yang antara perbatasan Pinrang dan Toraja toh, inikan dapat anggaran 10 miliar kemarin, tapi ternyata karena pembangunan aspal hotmix ji disana ternyata ndak terlalu maksimalki,” tambahnya.
Aan juga menegaskan bahwa, harus memang dilakukan perencanaan yang matang, seperti pengerjaan jalan di gunung harus dicutting baik-baik, diperlebar, kemudian dilakukan penegerasan dan diberi drainase.
“Karena (kalau) di paksakan diaspla hotmix, makanya sekarang itu drenasenya ada beberapa yang tertutupi dengan tanah dari gunung, jatuh di bawah karena cuttingnya ndak terlalu bagus,” ungkapnya.
Baca Juga : Muhammad Sadar: Kunci Keberhasilan Kerja Konstruksi Adalah Pengawasan di Lapangan
Olehnya itu lanjut dia, kedepannya jika ingin membangun, ada baiknya perencanaanya diperbaiki, apakah anggrannya cukup atau tidak.
“Jadi jangan terlalu di paksakan untuk memperbaiki kalau ternyata pemanfaatannya cuman jangka pendek, karena kita mau jangka panjang,” tutup Politisi asli putra daerah Pinrang ini.